Macam-Macam
Store
1. Single store
Single store adalah sebuah tempat
tertutup yang di dalamnya terjadi kegiatan perdagangan dengan jenis benda atau barang yang spesifik dan menjual satu barang saja, misalnya toko buku, toko buah, dan sebagainya.
Single store adalah menjual satu barang saja. Single store merupakan memungkinkan berada pada jalan yang dihuni,
berbelanja dekat jalan dengan sedikit atau tidak ada rumah, atau di pusat belanja atau mall. Jalan
belanja mungkin di single store,
untuk pejalan kaki saja. Kadang-Kadang suatu jalan belanja mempunyai suatu atap
penuh atau parsial untuk melindungi pelanggan dari hujan. Penjualan eceran yang
online di single store, juga dikenal
sebagai B2C jenis e-commerce di
internet online, dan pesanan per pos adalah format dari penjualan eceran
yang tidak berbelanja.
Belanja
secara umum mengacu pada tindakan dari membeli produk. Kadang-Kadang ini adalah
dilaksanakan untuk memperoleh keperluan seperti sandang pangan; kadang-kadang
dalam single store, telah selesai sebagai aktivitas yang berkenaan dengan
rekreasi. Kebutuhan belanja yang berkenaan dengan rekreasi sering melibatkan
hanya melihat-lihat atau cuci mata saja, atau tanpa maksud yntuk membeli, dan
hal ini tidak selalu menghasilkan proses membeli.
2.
General Store
General store adalah menjual
bermacam-macam barang. General store yang
menjual berbagai barang dagangan umum adalah suatu toko yang menyimpan serta
yang pada umumnya tentang merchandise. General
store, pertama kali di Australia,
Austria, Canada dan Amerika Serikat, general store adalah secara kebiasaan
suatu pedagang eceran ditempatkan atau terletak di kota kecil atau di area pedesaan.
Itu
membawa suatu pemilihan yang luas tentang barang dagangan yang dipenuhi ke
dalam suatu ruang yang secara relatif kecil di mana orang-orang dari kota dan melingkupi area
pedesaan, gagal dalam pembelian adalah semua barang-barang umum mereka adalah
hal lazim. General store, membawa stock
barang yang rutin dan memperoleh pesanan khusus dari gudang. Di Inggris ,
pengecer yang yang serupa cenderung untuk dikenal didesa, dan berbelanja di area
pedesaan atau suatu sudut berbelanja di wilayah perkotaan atau bagian pinggir kota . Secara kebiasaan
pertama kali, para penjual di Spanyol, yang hidup menjual barang dagangan umum,
kemudian mereka telah digantikan pelan-pelan oleh toko eceran yang sama, hal yang
sama telah terjadi di Amerika serikat yaitu dengan cara yang besar sudah pada kenyataannya
menghapuskan perbedaan yang ada.
General store yang umum sering menjual
materi makanan pokok seperti susu dan roti, dan berbagai barang-barang rumah
tangga seperti perangkat keras dan persediaan elektrik. Konsep dari general
store, adalah sangat tua, dan walaupun beberapa masih ada, ada jauh lebih
sedikit dibanding dengan ketika dalam kaitan dengan urbanisasi, berkenaan
dengan daerah kota pinggiran, dan peristiwa yang secara relatif terbaru tentang
tempat penyimpanan barang dalam general
store.
3.
Public market
Public market adalah menjual langsung
hasil produksi pertanian.
Public market merupakan institusi sosial
yang memiliki peran strategis di dalam proses pembangunan dalam berbangsa dan
bernegara. Sayangnya public market ini yang juga merupakan pusat kebudayaan kian
tergerus keberadaannya di era globalisasi ini. Artinya
public market ini merupakan cermin dari keberadaan kehidupan sosial di
dalam satu wilayah tertentu.
Selain
itu public market juga merupakan
pusat kebudayaan, dimana segala macam ekspresi perilaku dan nilai yang melekat
dalam masyarakat terekspresikan dan diproduksi serta dipasarkan
didalamnya. Artinya public market merupakan cermin dari keberadaan kehidupan sosial di
dalam satu wilayah tertentu.
Lebih dari itu public market merupakan pusat kebudayaan,
dimana segala macam ekspresi perilaku dan nilai yang melekat dalam masyarakat
terekspresikan dan diproduksi serta dipasarkan didalamnya. Intensitas serta interaksi di dalam public market tidak kita temukan di store modern dan mewah yang bisu. Proses-proses
dialogis tawar-menawar menjadikan pasar terhindar dari penghampaan wacana
interaksi sosial dimana tukar-menukar informasi terkelola dan tersampaikan. Public market menjadi ruang peleburan
segala atribut sosial yang cair. Karena interaksi di dalamnya dibangun oleh
masyarakat dari berbagai kelompok kelas sosial maupun ekonomi. Public market sebagai pusat budaya
semakin terlihat ketika kita kembali menoleh keberadaan public market pada konsep
semula.
Barang
yang ada di public market tidak hanya
menjadi ruang pemasaran kebutuhan praksis jasmaniah. Tetapi lebih dari itu public market menjadi ruang ekspresi
kesenian dan kebudayaan. Kita dapat melihat ketika pasar-pasar dan store yang ada masih dalam bentuk
aktivitas bazaar pada ruang terbuka di desa-desa. Kesenian dan niaga menjadi
saling menunjang, ketika orang berkunjung ke pasar tadisional tidak sekedar
berbelanja. Tetapi lebih dari itu juga berekspreasi. Entepreneurs dan entertaiment
meruang dalam satu atap memenuhi kebutuhan lahir dan batin, di dalamnya cukup
memiliki pesona pariwisata. Namun sisi ini masih belum tergarap secara serius
untuk dikembangkan sebagai aset unggulan wisata yang menarik. Meskipun cukup banyak bukti menunjukkan cukup
banyak public market yang sangat
tradisional yang termasuk di public market, yang tersebar di
nusantara memiliki nilai unggulan lebih untuk diperkenalkan dalam dunia
pariwisata.
Hanya
perkembangan terakhir keberadaan pedagang di sini mengalami kemunduran tergencet dan
termarjinalisasikan . Akibat dari kebijakan dan sistem ekonomi yang tidak lagi
berpihak dan berpijak pada kepentingan masyarakat banyak. Kondisi yang ada akan
memunculkan bentuk kesenjangan yang semakin nyata menciptakan ruang konflik.
Sebagai akibat ketidakadilan dari pengambilan kebijakan. Sehingga peran pasar
tradisional sebagai institusi penjaga ketahanan sosial maupun ekonomi yang
mandiri akan semakin tergerus di era globalisasi.
Public market yang ada adalah suatu penempatan
phisik di mana para pembeli dan para penjual memusat. Pada umumnya ini dilaksanakan di pinggiran kota, trotoar
kakilima atau jalan ditunjuk dan boleh melibatkan konstruksi dari struktur yang
temporer. Public market dibandingkan
dengan toko berdagang, di mana suatu pedagang eceran mempunyai suatu bangunan
yang dipersembahkan permanen. Bangunan untuk eceran sudah berubah dengan sangat
dari waktu ke waktu. Menjual di aula telah dibangun di pertengahan zaman, yang
adalah sangat utama, pada public market.
Public market yang
pertama kali dan pada umumnya berdampingan produsen seperti, tukang roti,
penjahit, tukang sepatu. Di Amerika Serikat, pengecer sering menemukan kapan,
waktunya untuk berjualan di depan toko, mereka atau para penjual untuk
melindungi pelanggan dari hujan dan debu, yang diperlukan. Awalnya di abad yang
ke 19, di Perancis, public market telah beratap dan telah ditemukan, yang
adalah suatu jalan dari beberapa toko yang berbeda, mengatapi ke atas. Meja
panjang barang. Dan harga-harga tersebut telah didiskusikan dan pasti dengan department store yang mewah dan modern.
Saat ini, kota adalah
bangunan multi yang memelopori eskalator yang ada. Di tahun 1920-an supermarket yang pertama yang dibuka di
Amerika Serikat, sangat terkenal di jamannya yang baru di Amerika Serkat. Di
sekitar waktu yang bersamaan mall belanja yang pertama dan sangat mewah telah
dibangun Yang mana unsur-unsur yang disatukan dari kedua-duanya antara public market dan mall.
Sebuah
mall terdiri dari beberapa department store
yang dihubungkan oleh toko. Disain bangunanya
dan harganya telah disempurnakan oleh pemerintah Australia pada saat itu untuk
pertama kali. Kebijakan pemerintah di hampir
semua negara bagian di Amerika Serikat dan Australia tersebut, juga menunjukkan
keberpihakan pada public market.
Di sana , bila pemerintah negara bagian hendak
melakukan renovasi public market yang
sangat tradisonal dapat dikembangkan dan direnovasi sehingga kondisinya bersih
dan nyaman untuk pembeli dan juga penjual. Serta harus ada keterlibatan
pedagang dalam hal ini, sehingga jarang ada penolakan terhadap kebijakan
pemerintah ini. Seluruh unsur masyarakat, terutama para pelaku UKM, dilibatkan
dalam musyawarah, utamanya dalam penentuan harga. Berbeda dengan di Indonesia , dengan kondisi penolakan terhadap
kebijakan seperti itu, dan lebih dikenal dengan kerugian besar yang dialami
oleh pedagang Indonesia
akibat kebijakan itu.
4. House to House Selling
House
to house selling adalah menjual dari
rumah ke rumah seperti kelontong, sayur mayur, dan buah-buahan.
House to house selling merupakan suatu teknik penjualan di mana yang penjual berjalan dari pintu dari suatu rumah
ke berusaha yang lain untuk menjual suatu produk atau melayani masyarakat ramai.
Suatu varian dari ini melibatkan penjualan yang mendadak terlebih dahulu,
ketika wakil penjualan atau penjual yang lain mencoba untuk memperoleh
persetujuan kepada penjual untuk perlu mengunjungi. Penjual yang mengunjungi
rumah adalah pada umumnya diselenggarakan di jam sore, ketika mayoritas dari
orang-orang berada di rumah.
Produk
yang dijual ke pintu rumah anda akan menjadi produk variasi sama yang dapat
dibeli sebebasnya potongan menyimpan. Akuntansi produk untuk bagian yang paling
besar tentang pendapatan penjualan langsung meliputi persediaan pembersihan,
membersihkan peralatan, peralatan, langganan majalah, dan barang-barang seperti
makanan ringan: coklat batangan. Peningkatan perumahan pada masa sekarang,
mendukung kegiatan house to huse selling ini, dalam menawarkan barang sehingga
menguntungkan. Mulai dari tahun 2008 di Amerika Serkat, model bisnis ini dari
banyak perusahaan yang mengambil house to house selling jenis ini dalam mengarahkan
pemasaran telah mengubah dengan pertumbuhan dari informasi saat ini.
Produk
yang dijual mengunjungi rumah saat ini, lebih mungkin untuk lebih sulit
dipisahkan atau secara alami: seperti, menyerahkan bon atau kwintansi kepada
pembeli ataupun bisnis lokal, kedua-duanya dari ini dikenal di dunia industri Penjualan
meningkat, atau langganan ke pelayan televisi rumah atau internet jasa jalur
lebar dan saluran televise kabel dalam penjualan di house to house selling. Contohnya, Perusahaan telekomunikasi di
Amerika seperti Verizon Communications (
Fios), Comcast (Kabel televisi dan internet) dan AT&T ( U-Verse) adalah
semua kontrak dengan berbagai memasarkan perusahaan untuk pemenuhan penjualan
yang di seluruh negara bagian itu di tingkatan yang kediaman.
Sedangkan,
model yang lebih tua dari salesman membawa kantong dari barang-barang pada bahu
nya untuk menjual barang kepada orang banyak atau masyarakat, mayoritas dari
salesman pada masa kini, mengkhususkan di bidang yang lebih baru berguna; yang sangat
penting pelaksanaan atau distribusi literatur.
Suatu
yang serupa, tetapi istilah yang tidak bertalian adalah dalam house to
house selling, adalah klarifikasi yang diperlukan dimana suatu jasa
disajikan oleh banyak pengusaha kapal internasional. Penawaran house to house selling dalam hal harga pada
jasa ini, meliputi semua pengiriman, menangani, import, dan tugas-tugas bea keluar dan masuk,
pembuatan tersebut adalah suatu pilihan untuk pelanggan ke barang-barang impor yang
diperlukan pelanggan, dari satu perusahaan ke perusahaan lain.
Hal
ini dibandingkan ke pengiriman yang baku ,
harga yang secara khas meliputi hanya biaya yang terjadi oleh pengusaha jasa
penerbangan ataupun kapal dalam pemesanan tiket bagi pembeli, memindahkan obyek
dari satu tempat ke yang lain. Biaya bea keluar dan biaya masuk pembayaran,
mengimport pajak dan lain, tarif tersebut menyokong pada hakekatnya pada harga barang
yang akan tiba tersebut.
5. Supermarket
Supermarket adalah menjual
bermacam-macam barang pada umumnya di kota-kota besar. Supermarket atau pasar swalayan adalah sebuah toko yang menjual segala
kebutuhan sehari-hari. Kata yang secara harfiah
yang diambil dari bahasa Inggris ini artinya adalah pasar yang besar. Barang barang yang dijual di supermarket
biasanya adalah barang barang kebutuhan sehari hari. Seperti bahan makanan,
minuman, dan barang kebutuhan seperti tissue dan lain sebagainya.
Supermarket di pinggiran kota tradisional menduduki sejumlah besar
lantai, pada umumnya pada tingkatan atas yang tunggal, dan diposisikan dekat
suatu wilayah hunian untuk menyenangkan konsumen. Pendekatan dasar nya adalah
ketersediaan dari suatu pemilihan yang luas tentang barang-barang di atap yang tunggal dan
mewah, secara haga relatif murah. Keuntungan lain meliputi tidak ada
kriminalitas (contohnya pencopetan), adanya parkir yang nyaman dantempat barang
belanja yang mewah pada sore hari atau bahkan 24 jam per hari. Supermarket pada umumnya membuat
pengeluaran yang besar pada surat kabar
dan iklan di televisi, sering juga menyajikan pajangan produk yang rumit kepada
pembeli.
Selain supermarket dikenal pula minimarket
dan hypermarket. Sebuah minimarket sebenarnya adalah semacam
"toko kelontong" atau yang menjual segala macam barang dan
makanan, namun tidak selengkap dan sebesar sebuah supermarket. Berbeda dengan toko kelontong, minimarket menerapkan sistem swalayan, dimana pembeli mengambil
sendiri barang yang ia butuhkan dari rak-rak dagangan dan membayarnya dikasir.
Sistim ini juga membantu agar pembeli tidak berhutang.
Sebuah
minimarket dan supermarket, jam bukanya juga lain dari sebuah supermarket,
minimarket circle K jam
bukanya hingga 24 jam. Perbedahaan istilah minimarket,
supermarket dan hypermarket adalah di format, ukuran dan fasilitas yang diberikan.
Contohnya - minimarket berukuran
kecil (100m2 s/d 999m2) - supermarket berukuran
sedang (1.000m2 s/d 4.999m2) - hypermarket
berukuran besar (5.000m2 ke atas).
Pada dasarnya tidak
ada patokan tentang jumlah dan jenis
barang yang bisa di pajang di etalase supermarket.
Lokasi atau suatu daerah yang dipergunakan untuk membuka supermarket sebaiknya dipertimbangkan dua hal yakni telah ada
kegiatan sejenis yang telah eksis dalam kurun waktu tertentu dan. lokasi
tersebut strategis. Daerah sekitar kegiatan ekonomi setempat sangat bagus untuk
prospek usaha ini. Daerah ini biasanya seputaran tempat berjualan lainnya.
Karena banyak orang yang mencari kebutuhan hidupnya sehari-hari area tersebut.
Sehingga, penjual
tidak perlu repot-repot mengundang calon pembeli datang ke lokasi supermarket. Jadi pilih lokasi dimana lokasi tersebut telah ada
usaha lainnya. Serta sejauh ini usaha-usaha tersebut masih berjalan dengan
baik. Dari keberadaan usaha –usaha yang telah ada dan bisa bertahan lama, para
penjual di supermarket bisa menjadikan sebuah pemikiran cemerlang; bahwa di
lokasi tersebut telah ada konsumen. Strategis dalam pengertian lokasi yang
dipilih memeiliki akses yang fleksibel untuk dijangkau. Calon pembeli bisa
gampang mengetahui dan mendatangi karena salah satunya jalur transportasi yang
memadai.
Lokasi-lokasi yang biasa strategis dan sangat sesuai untuk didirikan supermarket adalah :
- Jalan yang aksesnya dua arah. Dua arah berarti banyak orang yang
berlalu lalang baik jalan kaki maupun naik kendaraan. Sebaiknya pilih posisi sebelah kiri orang pulang kerja.
- Lokasi sekitar fasilitas umum. Bisa di
dekat rumah sakit, sekitar terminal atau di sekitar tempat ibadah. Ini
daerah sangat bagus, karena akan banyak orang yang tanpa sadar mengetahui
keberadaan usaha pada supermarket,
dengan berkunjung ke fasilitas umum tersebut.
- Dalam kompleks suatu perumahan. Sekarang ini telah banyak bertebaran kompleks-komplek perumahan di daerah. Tidak jarang nama kompleks tersebut bisa memberikan gambaran sebesar apa penghasilan masyarakat daerah tersebut. Dengan mendirikan usaha di dalam kompleks perumahan tertentu penjual supermarket tersebut mendatangi calon konsumen dengan barang keperluan mereka.
- Di ujung gang atau jalan raya, bisa menjadi sebuah lokasi yang
menarik. Karena biasanya pusat pemberhentian orang untuk masuk ke sebuah
kampung adalah ujung gang / pintu gerbang.
Perbandingan antara public market
dan supermarket, terutama di
Indonesia.
Public Market
|
Supermarket
|
Harga fix atau stabil
|
|
Lingkungan
cenderung buruk, panas, kotor, dan rawan kriminalitas.
|
Lebih nyaman, dan rapi
|
Meski
harganya lebih mahal, tapi berbanding lurus dengan kenyamanan yang diperoleh
di supermarket.
|
|
Harga relatif lebih murah
|
Harga lebih mahal
|
Harga fluktuatif
|
Harga relatif stabil
|
Dalam hal ini berarti , misalnya pada kasus tertentu, pada waktu menjelang lebaran atau hari raya besar keagamaan,
harga di swalayan lebih terkontrol, serta tidak semua barang naik atau
stabil. Sedangkan, di pasar
tradisional, terdapat barang yang
mencapai kenaikan 100%. Dan hal itu sangat merugikan pembeli.
|
Biasanya alasan
persaingan yang tidak sehat adalah yang menjadi jeritan para pedagang kecil di public market yang tradisional. Karena
para pengusaha supermarket mampu
mengeluarkan modal lebih banyak untuk kenyamanan dan menekan harga, makanya
mampu mengancam posisi public market di
Indonesia.
6. Department Store
Department store merupakan penjelmaan
yang sempurna dari lembaga perniagaan yang berfungsi sepenuhnya, baik pada
tingkat pengecer, maupun tingkat berupa perusahaan yang besar dan perusahaan
yang diintegrasikan. Sebuah department
store merupakan suatu perusahaan yang besar, yang biasanya terbagi menjadi
beberapa bagian yang khusus.
Department store atau dalam bahasa Indonesia , toko serba ada
adalah suatu bentuk toko
yang menjual barang dagangan eceran. Barang-barang yang dijual umumnya
digolongkan menjadi;
- Barang-barang kebutuhan pria.
- Barang-barang kebutuhan wanita.
- Barang-barang kebutuhan remaja.
- Barang-barang kebutuhan anak.
- Alat-alat
rumah tangga.
Sebuah
department store biasanya lebih besar
daripada supermarket. Department store
adalah suatu penetapan eceran yang mengkhususkan dalam menjual suatu
cakupan luas dari terus-menerus, dengan tak ada hentinya produk yang tunggal
garis barang dagangan yang utama. Departemen
store yang pada umumnya menjual produk yang mencakup pakaian, mebel atau
furniture, peralatan, elektronika, dan apalagi memilih bentuk yang lain tentang
produk seperti cat, perangkat keras, alat kamar mandi, kosmetik, peralatan yang
fotografis, perhiasan, mainan, dan barang-barang olahraga. Toko serba ada / department store tertentu, lebih lanjut
digolongkan seperti toko serba ada potongan. Potongan atau bagian dari toko
serba ada/department store biasanya
mempunyai area gerbang keluar untuk pelanggan utama, secara umum di depan area
dari toko itu. Departemen store pada
umumnya merupakan bagian dari suatu rantai eceran dari banyak toko yang diposisikan di sekitar suatu negeri atau
beberapa negara bagian.
Jaringan
department store yang paling besar di
Indonesia adalah Ramayana dengan jumlah di atas sembilan puluh cabang di negeri
itu. Yang sama juga menggolongkan dioperasikannya di bawah Robinsons dan Cahaya
pada tahun 1990-an, Robinson dan Cahaya dioperasikan dan menurunkan sektor
pendapatan department store. Department
store lainnya, ada yang lokal adalah Matahari, sekarang yang dimiliki oleh
Lippo yang digolongkan dalam hal mengatur untuk berdagang di bawah merek/produk
terdaftar; Mega M, Galeria, Jc Penney dan Walmart, semuanya menjadi rugi. Setelah
itu, terdapat department store
seperti halnya di Paris. Di tahun 2007, pembukaan toko kembali buka toko “Seibu”
Jakarta, yang menyeimbangkan sebagai kedua dan paling besar di Indonesia
setelah Harvey Nichols, yang akan dibuka tahun 2008 di department store yang sama, Grand Indonesia.
Dengan berbagai strategi jitu, bisnis ritel seperti department store
akan mampu bertahan lebih lama dan tak sekadar mengandalkan peristiwa-peristiwa hari raya untuk meraup untung. Cara lain untuk menekan kerugian yang dilakukan department store adalah menghilangkan produk-produk yang memiliki perputaran lambat maupun menyediakan jalur produk yang lengkap. Pilihan tersebut diambil Sears dan JC Penney di Amerika Serikat, yang mengeluarkan kosmetik dari daftar jualan gerainya. Direncanakan kosmetik akan dikembalikan ke gerai setelah dikemas bersama majalah mode, produk kecantikan, dan pakaian wanita.
akan mampu bertahan lebih lama dan tak sekadar mengandalkan peristiwa-peristiwa hari raya untuk meraup untung. Cara lain untuk menekan kerugian yang dilakukan department store adalah menghilangkan produk-produk yang memiliki perputaran lambat maupun menyediakan jalur produk yang lengkap. Pilihan tersebut diambil Sears dan JC Penney di Amerika Serikat, yang mengeluarkan kosmetik dari daftar jualan gerainya. Direncanakan kosmetik akan dikembalikan ke gerai setelah dikemas bersama majalah mode, produk kecantikan, dan pakaian wanita.
7. Mall
Mal adalah jenis dari pusat perbelanjaan yang secara arsitektur berupa
bangunan tertutup dengan suhu yang diatur dan memiliki jalur untuk berjalan jalan
yang teratur sehingga berada diantara antar toko-toko kecil yang saling
berhadapan. Karena bentuk arsitektur bangunannya yang melebar (luas), umumnya
sebuah mal memiliki tinggi tiga lantai. Di dalam sebuah mal, penyewa besar (anchor tenant) lebih dari
satu (banyak). Seperti jenis
pusat perbelanjaan lain seperti Departement Store untuk masuk di dalamnya. Contoh dari sebuah standar mal adalah Cinere Mal dan Blok M Mall di Indonesia. Jika ditinjau dari lokasi, mal sebenarnya
diperuntukkan berada di dekat lokasi perumahan.
Karena
itulah bangunan mal melebar, karena dalam pada umumnya lokasi yang dekat
perumahan ini, harga tanah relatif lebih murah daripada pembangunan sebuah plaza, yang berada di lokasi pusat kota. Dalam
bangunan mal juga umumnya terdapat atrium. Mall adalah sekelompok penjual eceran dan usahawan
komersil lainnya yang merencanakan, mengembangkan, mendirikan, memiliki dan
mengelola sebuah properti tunggal. Pada lokasi properti ini berdiri disediakan
juga tempat parkir. Tujuan dan ukuran besar dari mall ini umumnya ditentukan dari karakteristik pasar yang dilayani.
Konfigurasi umum mall contohnya adalah gedung tertutup dan pasar
terbuka. Banyaknya pembangunan mall perlu diimbangi dengan perlindungan
pemerintah kepada para pedagang pasar tradisional. Sebab, pedagang kecil
semakin terancam oleh mall, karena mereka (mall)
menawarkan barang kebutuhan dengan cara ritel dengan harga murah juga lengkap
dengan banyak varian. Selain itu, suasana nyaman dan bersih tentu saja
menggeser minat orang terhadap pasar tradisional yang becek (wet market) dan
pengap sehingga tidak nyaman. Oleh karena itu, perlu penguatan dan
perlindungan terhadap aktivitas niaga perdagangan kecil pasar tradisional
Pengusaha-pengusaha kecil termasuk home industry harus berpontang-panting
bersaing dengan produk luar negeri yang banyak dijajakan di mall. Lama kelamaan, usaha ini akan kembang
kempis dan akan hancur. Rakyat kecil
(PKL, pedagang asongan, pengamen, dan lain-lain) akan mulai tersingkirkan.
Selain permasalahan mata pencaharian tersebut, dari segi budaya, dengan adanya pengembangan
mall dan tergusurnya pasar tradisional, maka terkikisnya budaya publik yaitu
hubungan publik berupa relasi antar manusia ; antar penjual dan pembeli.
Hubungan
seperti ini tidak terjadi di mall,
yang terjadi hanyalah hubungan yang sifatnya ekonomis dan komersil sehingga
melahirkan relasi manusia yang anonym. Bertambahnya titik kemacetan di sekitar
Mall. Banyak mall yang didirikan di lahan hijau ataupun fasilitas publik yang
hijau bahkan yang seharusnya diperuntukkan sebagai wilayah atau sarana
pendidikan dirubah menjadi mall. Sehingga melahirkan dampak ekologis dan
sosiologis bahkan tidak ramah lingkungan terlebih lagi seharusnya ada konversi
lahan hijau untuk mengganti lahan yang digunakan sebagai bangunan mall.
Kalau pembangunan mall dan pusat-pusat perbelanjaan
dibangun hanya atas dasar bisnis dan kepentingan ekonomi sesaat tanpa
memperhatikan kesejahteraan masyarakat setempat, tentunya ini sudah secara
tidak langsung meminggirkan masyarakat setempat karena tidak mampu membeli
barang-barang yang dijajakan oleh mall yang
notabene harganya tinggi dan tidak terjangkau oleh masyarakat setempat.
8. Square
Square merupakan sebuah tempat dimana penjual dan pembeli bertemu untuk
melakukan proses jual beli, proses transaksi antara permintaan dan penawaran, dalam hal ini lebih
condong ke arah yang lebih modern. Permintaan dan Penawaran yang ada dapat berupa barang atau jasa. Contohnya Mangga Dua Square di Jakarta
Pusat , Metropolitan Town Square di Tangerang, dan Cilandak Town Square di
Jakarta Selatan. Square ini, penjual dan pembeli tidak
bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang
tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri.
0 comments:
Post a Comment