Tuesday 20 June 2017

KISI-KISI UTS MID GEOGRAFI EKONOMI

MATA KULIAH : GEOGRAFI EKONOMI

Macam-Macam Store

1. Single store

         Single store adalah sebuah tempat tertutup yang di dalamnya terjadi kegiatan perdagangan dengan jenis benda atau barang yang spesifik dan menjual satu barang saja, misalnya toko buku, toko buah, dan sebagainya.
            Single store adalah menjual satu barang saja. Single store merupakan memungkinkan berada pada jalan yang dihuni, berbelanja dekat jalan dengan sedikit atau tidak ada rumah, atau di  pusat belanja atau mall. Jalan belanja mungkin di single store, untuk pejalan kaki saja. Kadang-Kadang suatu jalan belanja mempunyai suatu atap penuh atau parsial untuk melindungi pelanggan dari hujan. Penjualan eceran yang online di single store, juga dikenal sebagai B2C jenis e-commerce di internet online, dan pesanan per pos adalah format dari penjualan eceran yang  tidak berbelanja.
            Belanja secara umum mengacu pada tindakan dari membeli produk. Kadang-Kadang ini adalah dilaksanakan untuk memperoleh keperluan seperti sandang pangan; kadang-kadang dalam single store, telah selesai sebagai aktivitas yang berkenaan dengan rekreasi. Kebutuhan belanja yang berkenaan dengan rekreasi sering melibatkan hanya melihat-lihat atau cuci mata saja, atau tanpa maksud yntuk membeli, dan hal ini tidak selalu menghasilkan proses membeli.

2. General Store
            General store adalah menjual bermacam-macam barang. General store yang menjual berbagai barang dagangan umum adalah suatu toko yang menyimpan serta yang pada umumnya tentang merchandise. General store, pertama kali di  Australia, Austria, Canada dan Amerika Serikat, general store adalah secara kebiasaan suatu pedagang eceran ditempatkan atau terletak di  kota kecil atau di area pedesaan.


         Itu membawa suatu pemilihan yang luas tentang barang dagangan yang dipenuhi ke dalam suatu ruang yang secara relatif kecil di mana orang-orang dari kota dan melingkupi area pedesaan, gagal dalam pembelian adalah semua barang-barang umum mereka adalah hal lazim. General store, membawa stock barang yang rutin dan memperoleh pesanan khusus dari gudang. Di Inggris , pengecer yang yang serupa cenderung untuk dikenal didesa, dan berbelanja di area pedesaan atau suatu sudut berbelanja di wilayah perkotaan atau bagian pinggir kota. Secara kebiasaan pertama kali, para penjual di Spanyol, yang hidup menjual barang dagangan umum, kemudian mereka telah digantikan pelan-pelan oleh toko eceran yang sama, hal yang sama telah terjadi di Amerika serikat yaitu dengan cara  yang besar sudah pada kenyataannya menghapuskan perbedaan yang ada.
         General store yang umum sering menjual materi makanan pokok seperti susu dan roti, dan berbagai barang-barang rumah tangga seperti perangkat keras dan persediaan elektrik. Konsep dari  general store, adalah sangat tua, dan walaupun beberapa masih ada, ada jauh lebih sedikit dibanding dengan  ketika  dalam kaitan dengan urbanisasi, berkenaan dengan daerah kota pinggiran, dan peristiwa yang secara relatif terbaru tentang tempat penyimpanan barang dalam general store.

3. Public market
     Public market adalah menjual langsung hasil produksi pertanian.
            Public market merupakan institusi sosial yang memiliki peran strategis di dalam proses pembangunan dalam berbangsa dan bernegara. Sayangnya public market  ini yang juga merupakan pusat kebudayaan kian tergerus keberadaannya di era globalisasi ini. Artinya  public market ini merupakan cermin dari keberadaan kehidupan sosial di dalam satu wilayah tertentu.
         Selain itu public market juga merupakan pusat kebudayaan, dimana segala macam ekspresi perilaku dan nilai yang melekat dalam masyarakat terekspresikan dan diproduksi serta dipasarkan didalamnya.  Artinya public market merupakan cermin dari keberadaan kehidupan sosial di dalam satu wilayah tertentu.

         Lebih dari itu public market merupakan pusat kebudayaan, dimana segala macam ekspresi perilaku dan nilai yang melekat dalam masyarakat terekspresikan dan diproduksi serta dipasarkan didalamnya. Intensitas serta interaksi di dalam public market tidak kita temukan di store modern dan mewah yang bisu. Proses-proses dialogis tawar-menawar menjadikan pasar terhindar dari penghampaan wacana interaksi sosial dimana tukar-menukar informasi terkelola dan tersampaikan. Public market menjadi ruang peleburan segala atribut sosial yang cair. Karena interaksi di dalamnya dibangun oleh masyarakat dari berbagai kelompok kelas sosial maupun ekonomi. Public market sebagai pusat budaya semakin terlihat ketika kita kembali menoleh keberadaan public market  pada konsep semula.
         Barang yang ada di public market tidak hanya menjadi ruang pemasaran kebutuhan praksis jasmaniah. Tetapi lebih dari itu public market menjadi ruang ekspresi kesenian dan kebudayaan. Kita dapat melihat ketika pasar-pasar dan store yang ada masih dalam bentuk aktivitas bazaar pada ruang terbuka di desa-desa. Kesenian dan niaga menjadi saling menunjang, ketika orang berkunjung ke pasar tadisional tidak sekedar berbelanja. Tetapi lebih dari itu juga berekspreasi. Entepreneurs dan entertaiment meruang dalam satu atap memenuhi kebutuhan lahir dan batin, di dalamnya cukup memiliki pesona pariwisata. Namun sisi ini masih belum tergarap secara serius untuk dikembangkan sebagai aset unggulan wisata yang menarik.  Meskipun cukup banyak bukti menunjukkan cukup banyak public market yang sangat tradisional yang termasuk di  public market, yang tersebar di nusantara memiliki nilai unggulan lebih untuk diperkenalkan dalam dunia pariwisata.
         Hanya perkembangan terakhir keberadaan pedagang di sini  mengalami kemunduran tergencet dan termarjinalisasikan . Akibat dari kebijakan dan sistem ekonomi yang tidak lagi berpihak dan berpijak pada kepentingan masyarakat banyak. Kondisi yang ada akan memunculkan bentuk kesenjangan yang semakin nyata menciptakan ruang konflik. Sebagai akibat ketidakadilan dari pengambilan kebijakan. Sehingga peran pasar tradisional sebagai institusi penjaga ketahanan sosial maupun ekonomi yang mandiri akan semakin tergerus di era globalisasi.

     

         Public market yang ada adalah suatu penempatan phisik di mana para pembeli dan para penjual memusat. Pada umumnya ini  dilaksanakan di pinggiran kota, trotoar kakilima atau jalan ditunjuk dan boleh melibatkan konstruksi dari struktur yang temporer. Public market dibandingkan dengan toko berdagang, di mana suatu pedagang eceran mempunyai suatu bangunan yang dipersembahkan permanen. Bangunan untuk eceran sudah berubah dengan sangat dari waktu ke waktu. Menjual di aula telah dibangun di pertengahan zaman, yang adalah sangat utama, pada public market.  

         Public market yang pertama kali dan pada umumnya berdampingan produsen seperti, tukang roti, penjahit, tukang sepatu. Di Amerika Serikat, pengecer sering menemukan kapan, waktunya untuk berjualan di depan toko, mereka atau para penjual untuk melindungi pelanggan dari hujan dan debu, yang diperlukan. Awalnya di abad yang ke 19, di Perancis, public market telah beratap dan telah ditemukan, yang adalah suatu jalan dari beberapa toko yang berbeda, mengatapi ke atas. Meja panjang barang. Dan harga-harga tersebut telah didiskusikan dan pasti dengan department store yang mewah dan modern.

         Saat ini, kota  adalah bangunan multi yang memelopori eskalator yang ada. Di tahun 1920-an supermarket yang pertama yang dibuka di Amerika Serikat, sangat terkenal di jamannya yang baru di Amerika Serkat. Di sekitar waktu yang bersamaan mall belanja yang pertama dan sangat mewah telah dibangun Yang mana unsur-unsur yang disatukan dari  kedua-duanya antara public market dan mall.

         Sebuah mall terdiri dari beberapa department store yang dihubungkan oleh toko.  Disain bangunanya dan harganya telah disempurnakan oleh pemerintah Australia pada saat itu untuk pertama kali.  Kebijakan pemerintah di hampir semua negara bagian di Amerika Serikat dan Australia tersebut, juga menunjukkan keberpihakan pada public market.

         Di sana, bila pemerintah negara bagian hendak melakukan renovasi public market yang sangat tradisonal dapat dikembangkan dan direnovasi sehingga kondisinya bersih dan nyaman untuk pembeli dan juga penjual. Serta harus ada keterlibatan pedagang dalam hal ini, sehingga jarang ada penolakan terhadap kebijakan pemerintah ini. Seluruh unsur masyarakat, terutama para pelaku UKM, dilibatkan dalam musyawarah, utamanya dalam penentuan harga. Berbeda dengan di Indonesia, dengan kondisi penolakan terhadap kebijakan seperti itu, dan lebih dikenal dengan kerugian besar yang dialami oleh pedagang Indonesia akibat kebijakan itu.

4. House to House Selling
         House to house selling adalah menjual  dari rumah ke rumah seperti kelontong, sayur mayur, dan buah-buahan.
         House to house selling merupakan suatu teknik penjualan di mana yang  penjual berjalan dari pintu dari suatu rumah ke berusaha yang lain untuk menjual suatu produk atau melayani masyarakat ramai. Suatu varian dari ini melibatkan penjualan yang mendadak terlebih dahulu, ketika wakil penjualan atau penjual yang lain mencoba untuk memperoleh persetujuan kepada penjual untuk perlu mengunjungi. Penjual yang mengunjungi rumah adalah pada umumnya diselenggarakan di jam sore, ketika mayoritas dari orang-orang berada di rumah.

         Produk yang dijual ke pintu rumah anda akan menjadi produk variasi sama yang dapat dibeli sebebasnya potongan menyimpan. Akuntansi produk untuk bagian yang paling besar tentang pendapatan penjualan langsung meliputi persediaan pembersihan, membersihkan peralatan, peralatan, langganan majalah, dan barang-barang seperti makanan ringan: coklat batangan. Peningkatan perumahan pada masa sekarang, mendukung kegiatan house to huse selling ini, dalam menawarkan barang sehingga menguntungkan. Mulai dari tahun 2008 di Amerika Serkat, model bisnis ini dari banyak perusahaan yang mengambil house to house selling jenis ini dalam mengarahkan pemasaran telah mengubah dengan pertumbuhan dari informasi saat ini.
        
         Produk yang dijual mengunjungi rumah saat ini, lebih mungkin untuk lebih sulit dipisahkan atau secara alami: seperti, menyerahkan bon atau kwintansi kepada pembeli ataupun bisnis lokal, kedua-duanya dari ini dikenal di dunia industri Penjualan meningkat, atau langganan ke pelayan televisi rumah atau internet jasa jalur lebar dan saluran televise kabel dalam penjualan di house to house selling. Contohnya, Perusahaan telekomunikasi di Amerika seperti Verizon Communications ( Fios), Comcast (Kabel televisi dan internet) dan AT&T ( U-Verse) adalah semua kontrak dengan berbagai memasarkan perusahaan untuk pemenuhan penjualan yang di seluruh negara bagian itu di tingkatan yang kediaman.

         Sedangkan, model yang lebih tua dari salesman membawa kantong dari barang-barang pada bahu nya untuk menjual barang kepada orang banyak atau masyarakat, mayoritas dari salesman pada masa kini, mengkhususkan di bidang yang lebih baru berguna; yang sangat penting pelaksanaan atau distribusi literatur.

         Suatu yang serupa, tetapi istilah yang tidak bertalian adalah dalam  house to house selling, adalah klarifikasi yang diperlukan dimana suatu jasa disajikan oleh banyak pengusaha kapal internasional. Penawaran house to house selling dalam hal harga pada jasa ini, meliputi semua pengiriman, menangani, import,  dan tugas-tugas bea keluar dan masuk, pembuatan tersebut adalah suatu pilihan untuk pelanggan ke barang-barang impor yang diperlukan pelanggan, dari satu perusahaan  ke perusahaan lain.

         Hal ini dibandingkan ke pengiriman yang baku, harga yang secara khas meliputi hanya biaya yang terjadi oleh pengusaha jasa penerbangan ataupun kapal dalam pemesanan tiket bagi pembeli, memindahkan obyek dari satu tempat ke yang lain. Biaya bea keluar dan biaya masuk pembayaran, mengimport pajak dan lain, tarif tersebut menyokong pada hakekatnya pada harga barang yang akan tiba tersebut.

5. Supermarket
            Supermarket adalah menjual bermacam-macam barang pada umumnya di kota-kota besar. Supermarket atau pasar swalayan adalah sebuah toko yang menjual segala kebutuhan sehari-hari. Kata yang secara harfiah yang diambil dari bahasa Inggris ini artinya adalah pasar yang besar. Barang barang yang dijual di supermarket biasanya adalah barang barang kebutuhan sehari hari. Seperti bahan makanan, minuman, dan barang kebutuhan seperti tissue dan lain sebagainya.
            Supermarket di pinggiran kota tradisional menduduki sejumlah besar lantai, pada umumnya pada tingkatan atas yang tunggal, dan diposisikan dekat suatu wilayah hunian untuk menyenangkan  konsumen. Pendekatan dasar nya adalah ketersediaan dari suatu pemilihan yang luas  tentang barang-barang di atap yang tunggal dan mewah, secara haga relatif murah. Keuntungan lain meliputi tidak ada kriminalitas (contohnya pencopetan), adanya parkir yang nyaman dantempat barang belanja yang mewah pada sore hari atau bahkan 24 jam per hari. Supermarket pada umumnya membuat pengeluaran yang besar pada  surat kabar dan iklan di televisi, sering juga menyajikan pajangan produk yang rumit kepada pembeli.
            Selain supermarket dikenal pula minimarket dan hypermarket. Sebuah minimarket sebenarnya adalah semacam "toko kelontong" atau yang menjual segala macam barang dan makanan, namun tidak selengkap dan sebesar sebuah supermarket. Berbeda dengan toko kelontong, minimarket menerapkan sistem swalayan, dimana pembeli mengambil sendiri barang yang ia butuhkan dari rak-rak dagangan dan membayarnya dikasir. Sistim ini juga membantu agar pembeli tidak berhutang.
            Sebuah minimarket dan supermarket, jam bukanya juga lain dari sebuah supermarket, minimarket circle K jam bukanya hingga 24 jam. Perbedahaan istilah minimarket, supermarket dan hypermarket adalah di format, ukuran dan fasilitas yang diberikan. Contohnya - minimarket berukuran kecil (100m2 s/d 999m2) - supermarket berukuran sedang (1.000m2 s/d 4.999m2) - hypermarket berukuran besar (5.000m2 ke atas).

            Pada dasarnya tidak ada patokan tentang jumlah dan jenis barang yang bisa di pajang di etalase supermarket. Lokasi atau suatu daerah yang dipergunakan untuk membuka supermarket sebaiknya dipertimbangkan dua hal yakni telah ada kegiatan sejenis yang telah eksis dalam kurun waktu tertentu dan. lokasi tersebut strategis. Daerah sekitar kegiatan ekonomi setempat sangat bagus untuk prospek usaha ini. Daerah ini biasanya seputaran tempat berjualan lainnya. Karena banyak orang yang mencari kebutuhan hidupnya sehari-hari area tersebut.
            Sehingga, penjual tidak perlu repot-repot mengundang calon pembeli datang ke lokasi supermarket. Jadi pilih lokasi dimana lokasi tersebut telah ada usaha lainnya. Serta sejauh ini usaha-usaha tersebut masih berjalan dengan baik. Dari keberadaan usaha –usaha yang telah ada dan bisa bertahan lama, para penjual di supermarket bisa menjadikan sebuah pemikiran cemerlang; bahwa di lokasi tersebut telah ada konsumen. Strategis dalam pengertian lokasi yang dipilih memeiliki akses yang fleksibel untuk dijangkau. Calon pembeli bisa gampang mengetahui dan mendatangi karena salah satunya jalur transportasi yang memadai.
Lokasi-lokasi yang biasa strategis dan sangat sesuai untuk didirikan supermarket adalah :
  1. Jalan yang aksesnya dua arah. Dua arah berarti banyak orang yang berlalu lalang baik jalan kaki maupun naik kendaraan. Sebaiknya pilih posisi sebelah kiri orang pulang kerja.
  2. Lokasi sekitar fasilitas umum. Bisa di dekat rumah sakit, sekitar terminal atau di sekitar tempat ibadah. Ini daerah sangat bagus, karena akan banyak orang yang tanpa sadar mengetahui keberadaan usaha pada supermarket, dengan berkunjung ke fasilitas umum tersebut.
  3. Dalam kompleks suatu perumahan. Sekarang ini telah banyak bertebaran kompleks-komplek perumahan di daerah. Tidak jarang nama kompleks tersebut bisa memberikan gambaran sebesar apa penghasilan masyarakat daerah tersebut. Dengan mendirikan usaha di dalam kompleks perumahan tertentu penjual supermarket tersebut mendatangi calon konsumen dengan barang keperluan mereka.
  1. Di ujung gang atau jalan raya, bisa menjadi sebuah lokasi yang menarik. Karena biasanya pusat pemberhentian orang untuk masuk ke sebuah kampung adalah ujung gang / pintu gerbang.
Perbandingan antara public market dan supermarket, terutama di Indonesia. 
Public Market
Supermarket
Ada  tawar menawar
Harga fix atau stabil


Lingkungan cenderung buruk, panas, kotor, dan rawan kriminalitas.
Lebih nyaman, dan rapi
Meski harganya lebih mahal, tapi berbanding lurus dengan kenyamanan yang diperoleh di supermarket.


Harga relatif lebih murah
Harga lebih mahal


Harga fluktuatif
Harga relatif stabil
Dalam hal ini berarti , misalnya pada  kasus tertentu, pada waktu menjelang  lebaran atau hari raya besar keagamaan, harga di swalayan lebih terkontrol, serta tidak semua barang naik atau stabil. Sedangkan,  di pasar tradisional, terdapat  barang yang mencapai kenaikan 100%. Dan hal itu sangat merugikan pembeli.
            Biasanya alasan persaingan yang tidak sehat adalah yang menjadi jeritan para pedagang kecil di public market yang tradisional. Karena para pengusaha supermarket mampu mengeluarkan modal lebih banyak untuk kenyamanan dan menekan harga, makanya mampu mengancam posisi public market di Indonesia.


6. Department Store
            Department store merupakan penjelmaan yang sempurna dari lembaga perniagaan yang berfungsi sepenuhnya, baik pada tingkat pengecer, maupun tingkat berupa perusahaan yang besar dan perusahaan yang diintegrasikan. Sebuah department store merupakan suatu perusahaan yang besar, yang biasanya terbagi menjadi beberapa bagian yang khusus.
            Department store atau dalam bahasa Indonesia, toko serba ada adalah suatu bentuk toko yang menjual barang dagangan eceran. Barang-barang yang dijual umumnya digolongkan menjadi;
            Sebuah department store biasanya lebih besar daripada supermarket. Department store  adalah suatu penetapan eceran yang mengkhususkan dalam menjual suatu cakupan luas dari terus-menerus, dengan tak ada hentinya produk yang tunggal garis barang dagangan yang utama. Departemen store yang pada umumnya menjual produk yang mencakup pakaian, mebel atau furniture, peralatan, elektronika, dan apalagi memilih bentuk yang lain tentang produk seperti cat, perangkat keras, alat kamar mandi, kosmetik, peralatan yang fotografis, perhiasan, mainan, dan barang-barang olahraga. Toko serba ada / department store tertentu, lebih lanjut digolongkan seperti toko serba ada potongan. Potongan atau bagian dari toko serba ada/department store biasanya mempunyai area gerbang keluar untuk pelanggan utama, secara umum di depan area dari toko  itu. Departemen store  pada umumnya merupakan bagian dari suatu rantai eceran dari banyak toko yang  diposisikan di sekitar suatu negeri atau beberapa negara bagian.

         Jaringan department store yang paling besar di Indonesia adalah Ramayana dengan jumlah di atas sembilan puluh cabang di negeri itu. Yang sama juga menggolongkan dioperasikannya di bawah Robinsons dan Cahaya pada tahun 1990-an, Robinson dan Cahaya dioperasikan dan menurunkan sektor pendapatan department store. Department store lainnya, ada yang lokal adalah Matahari, sekarang yang dimiliki oleh Lippo yang digolongkan dalam hal mengatur untuk berdagang di bawah merek/produk terdaftar; Mega M, Galeria, Jc Penney dan Walmart, semuanya menjadi rugi. Setelah itu, terdapat department store seperti halnya di Paris. Di tahun 2007, pembukaan toko kembali buka toko “Seibu” Jakarta, yang menyeimbangkan sebagai kedua dan paling besar di Indonesia setelah Harvey Nichols, yang akan dibuka tahun 2008 di department store yang sama, Grand Indonesia.
            Dengan berbagai strategi jitu, bisnis ritel seperti department store
akan mampu bertahan lebih lama dan tak sekadar mengandalkan peristiwa-peristiwa hari raya untuk meraup untung. Cara lain untuk menekan kerugian yang dilakukan department store adalah menghilangkan produk-produk yang memiliki perputaran lambat maupun menyediakan jalur produk yang lengkap. Pilihan tersebut diambil Sears dan JC Penney di Amerika Serikat, yang mengeluarkan kosmetik dari daftar jualan gerainya. Direncanakan kosmetik akan dikembalikan ke gerai setelah dikemas bersama majalah mode, produk kecantikan, dan pakaian wanita.
7. Mall
        Mal adalah jenis dari pusat perbelanjaan yang secara arsitektur berupa bangunan tertutup dengan suhu yang diatur dan memiliki jalur untuk berjalan jalan yang teratur sehingga berada diantara antar toko-toko kecil yang saling berhadapan. Karena bentuk arsitektur bangunannya yang melebar (luas), umumnya sebuah mal memiliki tinggi tiga lantai. Di dalam sebuah mal, penyewa besar (anchor tenant) lebih dari satu (banyak). Seperti jenis pusat perbelanjaan lain seperti Departement Store untuk masuk di dalamnya. Contoh dari sebuah standar mal adalah Cinere Mal dan Blok M Mall di Indonesia. Jika ditinjau dari lokasi, mal sebenarnya diperuntukkan berada di dekat lokasi perumahan.

            Karena itulah bangunan mal melebar, karena dalam pada umumnya lokasi yang dekat perumahan ini, harga tanah relatif lebih murah daripada pembangunan sebuah plaza, yang berada di lokasi pusat kota. Dalam bangunan mal juga umumnya terdapat atrium. Mall  adalah sekelompok penjual eceran dan usahawan komersil lainnya yang merencanakan, mengembangkan, mendirikan, memiliki dan mengelola sebuah properti tunggal. Pada lokasi properti ini berdiri disediakan juga tempat parkir. Tujuan dan ukuran besar dari mall ini umumnya ditentukan dari karakteristik pasar yang dilayani. Konfigurasi umum mall  contohnya adalah gedung tertutup dan pasar terbuka. Banyaknya pembangunan mall perlu diimbangi dengan perlindungan pemerintah kepada para pedagang pasar tradisional. Sebab, pedagang kecil semakin terancam oleh mall, karena mereka (mall) menawarkan barang kebutuhan dengan cara ritel dengan harga murah juga lengkap dengan banyak varian. Selain itu, suasana nyaman dan bersih tentu saja menggeser minat orang terhadap pasar tradisional yang becek (wet market) dan pengap sehingga tidak nyaman. Oleh karena itu, perlu penguatan  dan perlindungan terhadap aktivitas niaga perdagangan kecil pasar tradisional Pengusaha-pengusaha kecil termasuk home industry harus berpontang-panting bersaing dengan produk luar negeri yang banyak dijajakan di mall. Lama kelamaan, usaha ini akan kembang kempis dan akan hancur.  Rakyat kecil (PKL, pedagang asongan, pengamen, dan lain-lain) akan mulai tersingkirkan. Selain permasalahan mata pencaharian tersebut, dari segi budaya, dengan adanya pengembangan mall dan tergusurnya pasar tradisional, maka terkikisnya budaya publik yaitu hubungan publik berupa relasi antar manusia ; antar penjual dan pembeli.
            Hubungan seperti ini tidak terjadi di mall, yang terjadi hanyalah hubungan yang sifatnya ekonomis dan komersil sehingga melahirkan relasi manusia yang anonym. Bertambahnya titik kemacetan di sekitar Mall. Banyak mall yang didirikan di lahan hijau ataupun fasilitas publik yang hijau bahkan yang seharusnya diperuntukkan sebagai wilayah atau sarana pendidikan dirubah menjadi mall. Sehingga melahirkan dampak ekologis dan sosiologis bahkan tidak ramah lingkungan terlebih lagi seharusnya ada konversi lahan hijau untuk mengganti lahan yang digunakan sebagai bangunan mall.

            Kalau pembangunan mall dan pusat-pusat perbelanjaan dibangun hanya atas dasar bisnis dan kepentingan ekonomi sesaat tanpa memperhatikan kesejahteraan masyarakat setempat, tentunya ini sudah secara tidak langsung meminggirkan masyarakat setempat karena tidak mampu membeli barang-barang yang dijajakan oleh mall yang notabene harganya tinggi dan tidak terjangkau oleh masyarakat setempat.
8. Square

        Square merupakan sebuah tempat dimana penjual dan pembeli bertemu untuk melakukan proses jual beli, proses transaksi antara permintaan dan penawaran, dalam hal ini lebih condong ke arah yang lebih modern. Permintaan dan Penawaran yang ada dapat berupa barang atau jasa. Contohnya Mangga Dua Square di Jakarta Pusat , Metropolitan Town Square di Tangerang, dan Cilandak Town Square di Jakarta Selatan. Square ini, penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri. 

0 comments:

Post a Comment