Wednesday 18 February 2015

JUAL BUKU #4


Paket C harga rp.30ribu (belum termasuk ongkos kirim). Hubungi 0857-187-25-880 sitinuraini yanaaaa (only whatsapp dan line).
NO TELEPON/Calling.

JUDUL BUKU: 1. KOTA BERWAWASAN LINGKUNGAN, 2. METEOROLOGI, 3.PENGANTAR OSEANOGRAFI

#bukusecond #bukumurah #bukubekas #bukugeografi#buku


JUAL BUKU METODE KUANTITATIF GEOGRAFI


Paket E harga rp.30ribu (belum termasuk ongkos kirim). Hubungi 0857-187-25-880 sitinuraini yanaaaa (only whatsapp dan line)
NO TELEPON/Calling.

JUDUL BUKU : GEOGRAPHIC MEASUREMENT dan QUANTITATIVE TECHNIQUES IN GEOGRAPHY AN INTRODUCTION 

Cacat dibuku krn sudah diberi nama. 
#bukusecond #bukumurah #bukubekas #bukugeografi#buku



JUAL BUKU #3


Paket F harga rp.30ribu (belum termasuk ongkos kirim). Hubungi 0857-187-25-880 sitinuraini yanaaaa (only whatsapp dan line)

NO TELEPON/Calling.

JUDUL BUKU: LIFE SPACE dan ECOLOGICAL PRINCIPLES AND ENVIRONMENTAL ISSUES



Cacat dibuku krn sudah diberi nama. 
#bukusecond #bukumurah #bukubekas #bukugeografi#buku


JUAL BUKU BEKAS (GAK MURAHAN) #2


Paket M harga rp.30ribu (belum termasuk ongkos kirim). Hubungi 0857-187-25-880 sitinuraini yanaaaa (only whatsapp dan line)
NO TELEPON/Calling.

hanya buku fotokopian.
judul buku: APLIKASI GEOGRAFI FISIK INDONESIA dan GEOGRAFI KOTA&DESA

Cacat dibuku krn sudah diberi nama. 
#bukusecond #bukumurah #bukubekas #bukugeografi#buku




Paket L harga rp.30ribu (belum termasuk ongkos kirim). Hubungi 0857-187-25-880 sitinuraini yanaaaa (only whatsapp dan line)
NO TELEPON/Calling.

JUDUL BUKU: INTERPRETASI CITRA DIGITAL dan PENGANTAR INTERPRETASI CITRA PENGINDERAAN JAUH
Cacat dibuku krn sudah diberi nama. 
#bukusecond #bukumurah #bukubekas #bukugeografi#buku






jual buku bekas (gak murahan)


Paket P harga rp.25ribu (belum termasuk ongkos kirim). Hubungi 0857-187-25-880 sitinuraini yanaaaa (only whatsapp dan line)

NO TELEPON/Calling.


JUDUL: KEY METHODS IN GEOGRAPHY.

Cacat dibuku krn sudah diberi nama. 
#bukusecond #bukumurah #bukubekas #bukugeografi#buku


Paket O harga rp.30ribu (belum termasuk ongkos kirim). Hubungi 0857-187-25-880 sitinuraini yanaaaa (only whatsapp dan line)
NO TELEPON/Calling.


Monday 2 February 2015

uas F I

1.       DEFINISI KANTIANISME. Kantianism adalah falsafah Immanuel Kant, seorang ahli falsafah Jerman yang dilahirkan di Königsberg, Prussia (kini Kaliningrad, Rusia). Kantianism atau Kantian juga digunakan untuk menggambarkan kedudukan kontemporari dalam falsafah fikiran, epistemologi, dan etika.
Kantianisme adalah pahaman di mana setiap kita mengambil keputusan, kita harus membayangkan bagaimana kita adalah pihak yang dirugikan. Pahaman ini menjelaskan bahawa bila dilakukan sesuatu tindakan, maka tindakan itu dilakukan tanpa memperhatikan kepentingan orang lain.
Pada abad ketujuh belas dan kelapan belas perkembangan pemikiran falsafah pengetahuan memperlihatkan aliran-aliran besar: Rasionalisme, empirisme dan idealisme dengan mempertahankan wilayah-wilayah yang luas. Dibandingkan dengan falsafah abad ketujuh belas dan abad kelapan belas, falsafah abad kesembilan belas dan abad kedua puluh banyak kemunculan aliran-aliran baru dalam falsafat tetapi wilayah pengaruhnya lebih tertentu. Aliran-aliran tersebut adalah: positivisme, marxisme, eksistensialisme, pragmatisme, kantianisme, neo-tomisme dan fenomenologi.
2.       PENGERTIAN POSITIVISME. Positivisme merupakan Aliran pemikiran yang membatasi pikiran pada segala hal yang dapat dibuktikan dengan pengamatan atau pada analisis definisi dan relasi antara istilah-istilah. Positivisme (disebut juga sebagai empirisme logis, empirisme rasional, dan juga neo-positivisme) adalah sebuah filsafat yang berasal dari Lingkaran Wina pada tahun 1920-an. Positivisme Logis berpendapat bahwa filsafat harus mengikuti rigoritas yang sama dengan sains. Filsafat harus dapat memberikan kriteria yang ketat untuk menetapkan apakah sebuah pernyataan adalah benar, salah atau tidak memiliki arti sama sekali.
Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisika. Tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris. Positivismemerupakan empirisme, yang dalam segi-segi tertentu sampai kepada kesimpulan logis ekstrim karena pengetahuan apa saja merupakan pengetahuan empiris dalam satu atau lain bentuk, maka tidak ada spekulasi dapat menjadi pengetahuan. Tokoh-tokoh yang menganut paham positivisme logis ini antara lain Moritz Schlick, Rudolf Carnap, Otto Neurath, dan A.J. Ayer. Karl Popper, meski awalnya tergabung dalam kelompok Lingkaran Wina, adalah salah satu kritikus utama terhadap pendekatan neo-positivis ini. Secara umum, para penganut paham positivisme memiliki minat kuat terhadap sains dan mempunyai sikap skeptis terhadap ilmu agama dan hal-hal yang berbau metafisika. Mereka meyakini bahwa semua ilmu pengetahuan haruslah berdasarkan inferensi logis yang berdasarkan fakta yang jelas. Sehingga, penganut paham ini mendukung teori-teori paham realisme, materialisme , naturalisme, filsafat dan empirisme.
A.       Postivisme logis adalah suatu faham filsafat ilmu pengetahuan yang dimulai oleh Lingkaran Wina. Mereka menggabungkan beberapa aspek dari positivisne August Comte dan Ernest Mach dengan berapa aspek filsafat analitis. Terutama mereka terpengaruh oleh filsafat bahasa Wittgenstein. Lingkaran Wina merupakan sekumpulan ilmuan yang membahas mengenai ilmu pengetahuan. Postivisme logis berkembang di Lingkaran Wina, namun sedikitnya juga berkembang di Lingkaran Berlin.  Positivisme Logis dipopulerkan di inggris oleh A.J. Ayers. Bagi seorang Positivis Logis sebuah pernyataan baru bermakna, ketika dia mematuhi prasyarat. Prasyarat itu adalah verifiable. Dengan kata lain sebuah pernyataan baru memiliki arti jika dia bisa diverifikasi (dibuktikan secara empiris) atau diturunkan dari preposisi yang bisa diverifikasi. Pernyataan yang tidak bisa diferivikasi tidak bermakna secara pengetahuan (walaupun bisa berarti itu memiliki makna emotif). Dengan kata lain pernyataan-pernyataan dalam metafisika dan agama tidak memiliki makna secara ilmu pengetahuan. Kalaupun bermakna hanya makna berdasar emosi.

Contoh sederhana dari prinsip verifikasi misalnya. Sebuah pernyataan “Di luar sedang hujan”, adalah pernyataan yang bermakna karena orang bisa pergi ke luar dan menengok apakah di luar hujan atau tidak. Penyataan seperti “Malaikat itu ada!” atau “Setan itu tidak ada” tidak bisa di benarkan atau disalahkan dengan verifikasi hanya buang-buang waktu (David Krus, visualstatistics.net). Sayangnya Postivisme Logis memiliki kelemahan yang fatal. Ini disebabkan karena jika semua pernyataan yang tidak bisa diverifikasi tidak memiliki makna maka Positivisme Logis juga tidak memiliki makna karena pernyataan Positivisme Logis sama sekali tidak bisa diverifikasi karenanya Positivisme Logis tidak bermakna.
B.       Asas-asas Positivisme Logis, Ada 3 anak pemikiran yang mempengaruhi postLogis:
1. Empirisme dan positivisme
Prinispnya adalah bahwa observasi (pengalaman) dijadikan sumber satu-satunya yang terpercaya bagi ilmu pengetahuan menggantikan akal sehat dan otoritas gereja.
2. Pengaruh metodologi ilmu-ilmu empiris yang dikembangkan abad ke-19
3. Perkembangan logika simbolik dan analisa bahasa.
Positifisme logis berpegang pada empat asas yaitu (1) Empiris adalah segala informasi diperoleh melalui eksperimen, observasi maupun penelitian, (2) Postivisme adalah adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisika, (3) Logika, (4) Kritik Ilmu.
3.       Pengertian nilai.
#M. IZUDDIN TAUFIQ. Ilmu adalah penelusuran data atau informasi melalui pengamatan, pengkajian dan eksperimen, dengan tujuan menetapkan hakikat, landasan dasar ataupun asal usulnya
# THOMAS KUHN. Ilmu adalah himpunan aktivitas yang menghasilkan banyak penemuan, bail dalam bentuk penolakan maupun pengembangannya.
# Dr. MAURICE BUCAILLE. Ilmu adalah kunci untuk mengungkapkan segala hal, baik dalam jangka waktu yang lama maupun sebentar.
# NS. ASMADI. Ilmu merupakan sekumpulan pengetahuan yang padat dan proses mengetahui melalui penyelidikan yang sistematis dan terkendali (metode ilmiah).
Filsafat ilmu dapat pula dikelompokan berdasarkan model pendekatan, yaitu:
4.       Filsafat ilmu terapan, yaitu filsafat ilmu yang mengkaji pokok pikiran kefilsafatan yang melatarbelakangi pengetahuan normatif dunia ilmu. Pada kajian ini dunia ilmu bertemu dengan dunia filsafat. Jadi filsafat ilmu terapan tidak bertitik tolak dari dunia filsafat melainkan dari dunia ilmu. Dengan kata lain filsafat ilmu terapan merupakan deskripsi pengetahuan normatif. Filsafat ilmu terapan sebagai pengetahuan normatif mencakup:
a. Pengetahuan yang berupa pola pikir hakekat keilmuan.
b. Pengetahuan mengenai model praktek ilmiah yang diturunkan dari pola pikir.
c. Pengetahuan mengenai berbagai sarana ilmiah.
d. Serangkaian nilai yang bersifat etisyang terkait dengan pola pikir dengan model praktek yang khusus. Misal etika profesi.
Dengan filsafat ilmu terapan maka menjadi jelaslah saling hubungan antara objek-objek dengan metode-metode, antara masalah-masalah yang hendak dipecahkan dengan tujuan penyelidikan ilmiah, antara pendekatan secara ilmiah dengan pengolahan bahan-bahan secara ilmiah. Filsafat ilmu murni, yaitu bentuk kajian filsafat ilmu yang dilakukan dengan menelaah secara kritis dan eksploratif terhadap materi kefilsafatan, membuka cakrawala terhadap kemungkinan berkembangnya pengetahuan normatif yang baru. Bila filsafat ilmu terapan berangkat dari ilmu khusus menuju kajian filosofis, filsafat ilmu murni mengambil arah sebaliknya, yaitu berangkat dari kajian filosifis terhadap asumsi-asumsi dasar yang ada dalam ilmu, misalnya terkait dengan anggapan dasar tentang “realitas” dalam ilmu-ilmu khusus dan konsekuensinya pada pemahaman terhadap “realitas” secara keseluruhan.
Hubungan filsafat ilmu dengan epistemology. Filsafat ilmu secara sistematis merupakan cabang dari rumpun kajian epistemologi. Epistemologi sendiri mempunyai dua cabang yaitu filsafat pengetahuan (theories of knowledge) dan filsafat ilmu (theory of science). Objek material filsafat pengetahuan yaitu gejala pengetahuan, sedang objek material filsafat ilmu yaitu mempelajari gejala-gejala ilmu menurut sebab terpokok.
5A.    Teori dan Terapan. Dari aspek historis, ilmu-ilmu terapan sebenarnya jauh lebih tua daripada ilmu-ilmu deduktif dan empiris. Yang menjadikan suatu pengetahuan sebagai ilmiah bukannya karena pengetahuan itu dapat diterapkan, melainkan karena sifatnya sebagai hasil pemahaman secara teoritis. Penerapan selalu mengandaikan proses perubahan yang terarah.
5B.     Ilmu, Nilai dan Keadaan Bebas Nilai. Bebas nilai adalah tuntutan bagi ilmu pengetahuan agar ilmu pengetahuan dikembangkan dengan tidak memperhatikan nilai-nilai lain diluar ilmu, agar ilmu pengetahuan dikembangkan demi ilmu pengetahuan dantidak didasarkan pada pertimbangan lain dilaur ilmu pengetahuan.

5C.     Ilmu Terapan dan Masalah Pertimbangan Nilai. Dalam filsafat ilmu biasanya ruang yang disiapkan untuk membahas ilmu-ilmu terapan lebih sedikit dibandingkan dengan disediakan untuk membahas ilmu-ilmu murni. Ilmu-ilmu yang bebas nilai tergantung pada pandangan-pandangan atau pertimbangan-pertimbangan manusia. Karena ilmu membantu kita dalam mengambil keputusan bagaimana mengahadapai masa depan ,dan tergantung pada keputusan seperti apa yang akan kita ambil. Dalam membuat pilihan untuk mengambil keputusan sudah terkandung pertimbangan-pertimbangan nilai.