”Pemimpin”
adalah seseorang yang mampu mempengaruhi orang lain untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu yang diinginkan sesuai yang diinginkan (Prof. Dr. M.H.
Matondang, SE, MA, Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Manajemen Stratejik,
hal. 4). Dengan demikian, peranan pemimpin sangat dominan bahkan
determinan dalam mencapai sasaran pokok organisasi dan mewujudkan visi. Oleh
sebab itu, seorang pemimpin harus: (1)
mampu membuat keputusan yang cepat, tepat di antara kepentingan yang
berbeda-beda, (2) visioner, mampu membuat keputusan dan mampu mengantisipasi
gejolak perubahan strategis masa depan, dan (3) mampu mengambil keputusan yang
bermutu, karena mutu seorang pemimpin dapat dilihat dari mutu keputusan yang
diambilnya.
Seorang Pemimpin harus memahami 6 “Leadership Style” agar kepempinan dia
efektif yakni:
1. Coercive Style, tipe ini suka nyuruh dan kurang direkomendasikan
karena climate effectnya negative dan akan mematikan inovasi dan kreasi orang.
Gaya pas untuk organisasi sedang menghadapi krisis, business habit yang buruk,
dan problem people.
2. Authoritative Style, gaya ini cocok untuk any business situation dan most recommended,
climatenya strongly positive, tipe yang mobilize people toward a vision. Dia
mencoba memberikan pemahaman yang kuat ke karyawan bahwa antara hubungan
pekerjaaan yang dia lakukan dengan visi perusahaan adalah selaras.
3. Affiliate Style, tipe ini berusaha membangun ikatan yang kuat antara
dirinya dengan karyawan dan berupaya menciptakan sense of belonging karyawan
terhadap perusahaan dan akan membangun loyalty, menciptakan suasana trust one
another, dan digunakan untuk motivate people during stressful moment. Leader
harus memiliki Emotional Intelligent dalam Communication dan Building
Relationship yang tinggi sehingga climate yang terbentuk positive.
4. Democratic Style, tipe ini mau meluangkan waktu untuk mendengarkan orang
lain dan berusaha untuk menggali pendapat dan masukan dari karyawan serta
create concensous through participant. Kekurangannya dapat meningkatkan
conflict serta pemimpinnya harus kuat dalam communication, team ledership, collaboration
dan climate yang terbentuk positive.
5. Pacesetting Style, gaya ini adalah tipe idealis/perfectionis dan menganggap orang lain mampu seperti
dirinya. Bisa cocok ketika mengharapkan quick result dan karyawan harus highly
motivated dan sangat kompeten dan climate yang terbentuk negative.
6. Coaching Style, tujuannya develop people for future dan berusaha
membantu dan membimbing karyawan untuk perbaikan serta untuk tujuan jangka
panjang. Gaya ini work when employee already aware of their weakness and would
like to improve. Problem dari style ini adalah menyita waktu dan climate yang
terbentuk positive.
Efektif
atau tidak efektif seorang pemimpin ditentukan oleh dua faktor: (1)
karakteristik kepemimpinan seperti yang dijelaskan dalam teori sifat kepemimpinan
(trait theory) dan (2) karakteristik pribadi, seperti: kemampuan mental yang
superior, kematangan emosi, dorongan emosi, ketrampilan pemecahan masalah,
ketrampilan manajerial, dan ketrampilan kepemimpinan.
Kepemimpinan
itu sendiri adalah kemampuan untuk memberikan semangat kepada orang dan
membujuk anggota organisasi agar bergerak menuju ke arah yang diinginkan. Hunt
mendefinisikan kepemimpinan adalah kapasitas untuk memobilisasikan pengikut
dalam berkompetisi atau dalam konflik kebutuhan potensial.
Secara perilaku, Covey (1992 p.34) memiliki gambaran karakteristik
seorang pemimpin sebagai :
1) Seorang yang belajar
seumur hidup. Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga informal.
Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar.
Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.
2) Berorientasi pada
pelayanan. Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani. Dalam memberi
pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik. Dalam
lingkungan pegawai negeri sipil yang memiliki tugas sebagai pelayan masyarakat,
budaya melayani harus menjadi ciiri pemimpin dalam organisasi publik.
3) Membawa energi yang
positif
Setiap orang mempunyai energi. Seorang pemimpin menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan. Untuk membangun hubungan baik dibutuhkan energi positif untuk. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan.
Setiap orang mempunyai energi. Seorang pemimpin menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan. Untuk membangun hubungan baik dibutuhkan energi positif untuk. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan.
Analisis Keterkaitan
Kepemimpinan dengan Pengembangan SDM dengan SWOT model
SWOT analysis melaksanakan analisis dan diagnosis keunggulan strategis untuk mengidentifikasi dengan jelas kekuatan serta kelemahan pada waktu saat ini. Analisa SWOT juga mengkaji kelemahan di masa datang yang paling mungkin terjadi.
SWOT analysis melaksanakan analisis dan diagnosis keunggulan strategis untuk mengidentifikasi dengan jelas kekuatan serta kelemahan pada waktu saat ini. Analisa SWOT juga mengkaji kelemahan di masa datang yang paling mungkin terjadi.
a. Strength / Kekuatan (S)
Ø Pemimpin Mempunyai wewenang penuh dalam pembuatan Regulasi
Ø Ketentuan/peraturan tentang pengembangan pegawai Jelas
Ø Sarana dan Prasarana Lengkap
Ø Pemimpin Mempunyai wewenang penuh dalam pembuatan Regulasi
Ø Ketentuan/peraturan tentang pengembangan pegawai Jelas
Ø Sarana dan Prasarana Lengkap
b. Weakness / Kelemahan (W)
Ø Tingkat Disiplin Pegawai Rendah
Ø SOP antara satu pegawai dan lainnya masih tumpang tindih
Ø Pengetahuan pegwai tentang kebijakan yang diambil perusahaan masih rendah
Ø Tingkat Disiplin Pegawai Rendah
Ø SOP antara satu pegawai dan lainnya masih tumpang tindih
Ø Pengetahuan pegwai tentang kebijakan yang diambil perusahaan masih rendah
c. Opportunities / Peluang
(O)
Ø Banyaknya acara kegiatan pengembangan dari pihak luar seperti seminar dan loka karya.
Ø Perkembangan Informasi Diluar entitas tumbuh dengan sangat cepat
Ø Banyaknya acara kegiatan pengembangan dari pihak luar seperti seminar dan loka karya.
Ø Perkembangan Informasi Diluar entitas tumbuh dengan sangat cepat
d. Threats / Ancaman (T)
Ø Persaingan dengan entitas lain dalam hal kinerja semakin disoroti publik
Ø Tingginya tingkat pengangguran menyebabkan tidak sehatnya persaingan dalam memperoleh pekerjaan.
Ø Persaingan dengan entitas lain dalam hal kinerja semakin disoroti publik
Ø Tingginya tingkat pengangguran menyebabkan tidak sehatnya persaingan dalam memperoleh pekerjaan.
Berdasarkan hasil pembahasan formulasi strategi dengan menggunakan
Analisis SWOT, maka prioritas strategi alternatif pengembangan SDM yang dapat
dilakukan secara berurutan sesuai dengan kondisi eksternal internal adalah :
(a) Strategi Weaknessess
Opportunities (W-O) yaitu dengan meningkatkan law enforcement terhadap
penegakan disiplin kerja karyawan, termasuk kewajiban untuk selalu up dating
pengetahuan sehingga meningkatkan kompetensi yang menunjang kinerja, dengan lebih
tegas memberikan sangsi, karena kewajiban updating kompetensi sudah ada
ketentuannya, sehingga untuk pegawai yang terbukti tidak ada perbaikan kinerja
dan secara berturut-turut memperoleh penilaian dibawah standar dapat diganti
dengan karyawan baru karena minat masyarakat menjadi pegawai masih tinggi.
Namun secara umum program pelatihan terkait peningkatan kompetensi perlu
ditingkatkan melalui kerja sama dengan lembaga/ konsultan bidang SDM.
(b) Strategi Strengths
Opportunities (S-O) yaitu dengan mengembangkan dan sosialisasi PKO terkait
pedoman SDM yang disesuaikan dengan perkembangan organisasi dan kebijakan
melalui kerjasama dengan lembaga konsultan manajemen bidang SDM
(c) Strategi Strengths
Threats (S-T) yaitu dengan memperbaiki pedoman dan tata cara penilaian kinerja
pegawai.
(d) Strategi Weaknessess
Threats (W-T) yaitu dengan melakukan perbaikan dan penyesuaian job description
sesuai dengan regulasi tentang kualifikasi standar pegawai.
Pengambilan
keputusan terjadi pada berbagai tahap kegiatan operasi,
sejak penentuan jenis produk yang akan dibuat, kapasitas produksi, jenis
fasilitas operasi, penggunaan sumber daya operasi, tingkat output, keputusan
investasi, pengadaan material, sampai ke penetapan distribusi produk. Keadaan
pada saat pengambilan keputusan bias bermacam-macam, dari situasi yang normal
yang dan memiliki kepastian, tidak beresiko, sampai ke situasi yang penuh
dengan ketidakpastian, atau mengandung resiko.
2. Model untuk pengambil
keputusan
Model
merupakan abstraksi dari kenyataan nyata. Model dibuat secara sederhana namun
mengandung unsur-unsur utama dari suatu produk, proses atau system yang
diwakili.
Model
dapat diklasifikasikan dalam tiga bentuk, model fisik, model skematik dan model
matematika. Penjelasan lebih lanjut dari
setiap model sebagai berikut :
1.
Model fisik
Model
ini secara fisik menggambarkan obyek aslinya. Misalkan prototype suatu mobil,
pesawat, kereta api dll.
1.
Model skematik
Model yang dinyatakan dalam bentuk skematik, diagram, grafik atau gambar
dari suatu obyek. Model ini lebih simpel dan mudah
dilakukan penyesuaian jika perlu perubahan.
1.
Model matematika
Model
matematik menggunakan simbol, rumus atau persamaan yang menggambarkan proses
atau sistem yang diwakili.
Teori
keputusan adalah suatu pendekatan analitik untuk memilih alternative terbaik
dari suatu keputusan. Teori keputusan bertujuan untuk memberikan alat bagi
manajemen dalam rangka proses pengambilan keputusan.
Pada
saat pengambilan keputusan secara tipikal terdapat tiga kondisi, yang
diklasifikasikan berdasarkan tingkat kepastian dari hasil (pay off) yang
akan terjadi.
Tiga jenis kondisi yaitu :
1.
Ketidakpastian –
mengacu kepada situasi dimana terdapat lebih dari satu hasil yang mungkin
terjadi dari suatu keputusan, dan probabilitas setiap kemungkinan tidak
diketahui.
2.
Berisiko –
mengacu kepada situasi dimana terdapat lebih satu hasil yang mungkin terjadi
dari suatu keputusan, dan probabilitas setiap hasil diketahui atau dapat
diperkirakan oleh pengambilan keputusan.
3.
Kepastian –
mengacu kepada situasi dimana hanya ada satu hasil yang mungkin terjadi dari
suatu keputusan, dan hasil ini diketahui secara tepat oleh pengambilan
keputusan.
Contoh :PT
Spektrum bermaksud berinvestasi dalam suatu proyek industri. Terdapat
tiga alternatif proyek yaitu A, B dan C. Masing-masing proyek akan
memberikanhasil yang berbeda tergantung dari kondisi perekonomian yang akan
terjadi, seperti ditunjukkan dalam tabel berikut
Tabel Hasil Investasi PT Spektrum
Alternatif proyek industri
|
Kondisi ekonomi
|
||
Baik
|
Tetap
|
Buruk
|
|
A
B
C
|
41
30
16
|
12
20
14
|
4
10
12
|
Pengambilan keputusan pada tiga jenis kondisi yaitu : ketidakpastian,
berisiko dan kepastian.
a. Pengambilan
keputusan pada kondisi ketidakpastian, dibagi dalam kriteria pengambilan
keputusan :
1) Maximax
– kriteria ini mencari hasil yang paling baik (maksimum) untuk setiap pilihan
investasi dan kemudian membuat keputusan berdasarkan nilai maksimum dari hasil
maksimum itu.
2) Maximin – kriteria ini mencari
alternatif yang maksimum dari hasil yang minimum dari setiap alternatif
3) Sama Rata – kriteria sama rata
(equally likely)/ laplace, memilih alternatif dengan rata-rata hasil tertinggi.
Dimulai dengan menghitung rata-rata hasil untuk setiap alternatif, kemudian
dipilih alternatif yang memberikan nilai rata-rata yang maksimum.
b. Pengambilan keputusan pada kondisi
berisiko
Kondisi berisiko berada diantara kondisi pasti dan
tidak pasti. Pengambilan keputusan pada kondisi berisiko (decision
making under risk) mengasumsikan bahwa pengambilan keputusan meskipun hasil
tidak tahu pasti hasil apa yang akan diperoleh dari setiap alternatif, masih
memiliki gambaran tentang probabilitas dari setiap kejadian.
Pengambilan keputusan jenis ini menrupakan situasi
keputusan probabilistik, dan yang paling sering terjadi. Pendekatan yang paling
banyak digunakan dalam situasi ini adalah dengan nilai harapan (expected
value/EV)
Expected Value (EV) – menentukan harapan hasil untuk
setiap alternatif dan memilih alternative dengan nilai harapan tertinggi. EV
merupakan penjumlahan dari hasil untuk setiap alternatif dimana setiap hasil
diberikan bobot berdasarkan probabilitas untuk keadaan yang relevan.
0 comments:
Post a Comment